Armbar

Armbar, juga disebut cross armlock (judo), chave de braço dalam bahasa Portugis, atau ude hishigi juji gatame dalam bahasa Jepang; adalah teknik kuncian umum yang digunakan untuk memaksa lawan untuk berhenti (tapout) sehingga mengakhiri pertandingan dalam jiu jitsu, judo, atau seni bela diri campuran (MMA). Armbar adalah salah satu jenis kuncian yang paling kuno dalam gulat, kuncian yang menyerang bagian sendi siku. Di dunia berbahasa Inggris, armbar disematkan untuk straight armlock yang dilakukan dimana lengan lawan berada di antara kaki penyerang, sementara armlock adalah istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan sejumlah serangan ke arah lengan, termasuk kimura dan americana.

Sejarah Armbar

Meskipun gulat telah ada selama 1000 tahun, berdasarkan lukisan-lukisan orang yang sedang beranding gulat yang berasal dari zaman Paleolitik Muda (15.000 SM), tidak banyak yang dilaporkan dalam salah satu dari ratusan karya seni sepanjang milenium, mengenai submission. Begitulah, sampai era Yunani kuno.

Orang Yunani, yang mengadopsi banyak adat istiadat Mesir, mendedikasikan lebih banyak pemikiran pada aspek submission dari gulat daripada budaya sebelumnya melalui gulat dan pankrase mereka, menambahkan banyak teknik submission seperti choke (cekikan) dan armlock.

Para pegulat Yunani kuno juga telah mengakomodasi teknik submission dalam buku manual mereka, ini terungkap dalam karya investigasi para sejarawan seperti Christopher Miller dalam esainya “Submission Fighting dan Rules of Ancient Greek Wrestling”. Meskipun kita tahu bahwa kuncian dan cekikan digunakan di Yunani Kuno, tapi tidak terlalu banyak gambar yang menjelaskan teknis gerakan-gerakan ini.

Di Kamboja kita dapat melihat beberapa kemajuan yang ditemukan pada ukiran (Ankor), di mana straight armlock mulai mendekati teknik armbar modern, meskipun masih tertinggal beberapa langkah. Munculnya armbar seperti yang kita tahu mungkin terjadi di Jepang selama masa perkembangan ju-jutsu, yang kemudian diadaptasi oleh para judoka yang mengembangkan ilmu mereka ke Brasil.

Dalam Brazilian Jiu Jitsu (BJJ), sejak awal perkembangannya armbar telah menjadi teknik unggulan dalam  olahraga ini, karena Carlos Gracie (sr) penggemar berat teknik ini. Hal ini banyak disebutkan dalam buku biografi Reyla Gracie “Carlos Gracie: Criador de uma dinastia”, di mana Carlos disebutkan memenangkan beberapa pertandingannya via “chave de braço”.

Teknik armbar yang sangat populer ini juga merupakan teknik utama yang bisa diaplikasikan dalam posisi close guard ketika Sergio Penha, Pascoal Duarte, dan Otavio Peixotinho mulai pengembangan posisi terkenal ini di awal 1980-an. Setelah penampilan Penha yang mengesankan, set up close guard yang dilanjutkan dengan set up armbar menjadi salah satu gerakan yang paling banyak digunakan dalam jiu jitsu.

Keberhasilan armbar membawa pengaruh ke seni bela diri campuran (MMA), menjadi semacam simbol untuk efektivitas Gracie jiu jitsu, terutama setelah Royce Gracie mengalahkan Jason DeLucia dan Kimo Leopoldo di UFC 2 dan 3 (1994).

Kemenangan atas Jason DeLucia menandai pementasan pertama kali teknik armbar dalam octagon, yang gambaran teknik submission tersebut berkeliling dunia melalui kaset, majalah, dan buku VHS. Armbar adalah rajanya teknik submission dalam MMA, terutama di puncak ketenaran Rodrigo “Minotauro” dalam kompetisi Price FC, dengan kemenangannya yang terkenal dengan teknik armbar atas Mark Coleman, Bob Sapp dan Mirko “Crocop” pada awal dan pertengahan 2000-an. Teknik straight armlock agak meredup selama paruh kedua dekade ini, tetapi kembali menjadi sorotan melalui Ronda Rousey dengan kemenangan beruntun dengan teknik armbarnya yang terkenal di UFC.

Dalam jiu jitsu, armbar tidak pernah kehilangan popularitasnya, arti pentingnya tetap bertahan di setiap generasi, menjadi salah satu teknik submission yang paling banyak digunakan dalam turnamen seperti ADCC dan Kejuaraan Dunia IBJJF.

Sumber: bjjheroes.com

Leave a comment